Akhirnya, BAB 4 ku...
ALLAHUAKBAR!!!
11 hari yang lalu baru aja ngeposting gimana rasanya jadi Mahasiswa yang Hampir Abadi, dan sekarang bau-bau abadi itu hampir tercium ketika aku menyerahkan BAB 4 yang berharap di acc tanpa revisi (lagi).
Tadi siang, dengan gagahnya aku melangkah ke kampus dengan penuh keyakinan akan membawa lembar persetujuan untuk sidang Tugas Akhir, yang rencananya belum direncanakan kapan akan terlaksana. Setidaknya harus yakin! Itu yang penting.
Awalnya, untuk mengerjakan BAB 4 masih bingung mau mulai darimana. Jangankan niat, niat untuk niat aja gak ada.
Sampai di kampus aku langsung memasuki ruangan Dosen Pembimbing. For Your Information, Dosen Pembimbing ku ini adalah seorang wanita. salah satu dosen favoritku juga di kampus. Aku gak mau ngasih tau namanya siapa, yang jelas, dia Dosen yang paling di segani di kampus.
Oke, mari kita sebut saja namanya "Diana"
Dan satu lagi, aku adalah satu-satunya mahasiswa bimbingan-nya yang gak pernah menjumpai dia untuk bimbingan mengenai Tugas Akhir. Padahal, Bu Diana ini setiap tahunnya selalu mendapat Mahasiswa yang bisa dibilang bandel selama perkuliahan. Tapi, setelah dibimbing mengenai Tugas Akhir, mahasiswa-mahasiswa yang Hampir Abadi seperti saya tersebut mudah-mudahan berhasil di meja sidang.
"permisi, bu" kataku..
"SUDAH! SILAHKAN KELUAR! SAYA TIDAK MAU BIMBING KAMU LAGI! BERAPA KALI SAYA CARI-CARI KAMU, KAMU SELALU GAK ADA! MAU KAMU APA SEBENARNYA? SAYA ITU MAU MENOLONG KAMU. BUKAN MEMBUNUH."
Sembari dia memarahi aku, ingin rasanya kutempelkan jari telunjuk ku tepat di depan bibirnya sambil berkata "aku itu selalu salah ya, di mata kamu. aku gak kemana-mana, kok.. tetep setia sama kamu"
Mungkin, kalo niat itu aku laksanakan, bu Diana akan berkata "KAU EMANG SALAH KARENA GAK MAU AKU BIMBING, ANJING REZAAAAAA!!!!"
Tapi niat itu aku urungkan. Selain takut dapat perlakuan seperti perumpamaan diatas, aku juga takut jari telunjukku digigitnya sampai putus, dan aku tidak bisa mengerjakan BAB 4.
Aku cuma bisa diam sambil menundukkan kepala. bukan meratapi kesalahan, tapi siapa tau ada duit jatuh di lantai ruangan bu Diana.
"SUDAH, KAMU KELUAR. NGAPAIN LAGI DISINI? KELUAAAARRRRR!!!" kata bu Diana.
Sebelum bu Diana meluapkan kemarahannya makin menjadi, dengan menghancurkan semua kaca di ruangannya, lalu mengambil beberapa kepingan dan menggesekkannya di leherku, lebih baik aku pergi meninggalkan ruangannya.
Setelah kejadian yang hampir menumpahkan darah tersebut, aku langsung menuju ke perpustakaan kampus untuk mengerjakan BAB 4. Dengan niat yang sudah diniatkan berkali-kali, aku mengerjakan BAB 4.
Dalam waktu 3 hari akhirnya aku berhasil menyelesaikan BAB 4. Aku yakin, data yang aku kerjakan di BAB 4 sudah lengkap. Aku kerjakan sesuai Metodologi Penulisan Tugas Akhir yang sudah ditetapkan.
Sebelum menyerahkan ke bu Diana, aku coba menjumpai beberapa dosen pembimbing mahasiswa yang lain. dari 4 doping yang aku tanya, semuanya bilang udah bagus. Mungkin penulisannya aja sedikit yang diperbaiki.
Alhamdulillah, sepertinya kalau aku serahkan ke bu Diana langsung, dia akan kagum karena marahnya kemarin, aku jadi berubah.
Segera aku temui bu Diana di ruangannya.
"Permisi, bu.." kataku.
"Ngapain lagi? hah?" kata bu Diana.
"emmm anu, bu.. aku mau nyerahin BAB 4, bu" kataku dengan penuh ketakutan.
"yaudah, sini saya lihat!" perintah bu Diana.
satu per satu halaman dibuka, dan dilihat dengan serius, ku lihat bu Diana sesekali menganggukkan kepalanya. Menurut ilmu Psikologi, itu maknanya bagus.
Sampai halaman terakhir, tidak ada aku lihat bu Diana membuka bajunya tutup pena nya. itu tandanya tidak ada yang direvisi.
YESSS!!! AKU BERHASIL!
"coba kamu ambilkan dulu minum saya!" perintah bu Diana.
"baik, bu.. akan saya beli minuman ibu dengan duit saya sendiri"
aku langsung berlari menuju kantin dengan bahagianya, sesekali aku moonwalk.
"Permisi, bu.. ini minumnya" kuberikan minuman yang dipesannya tadi
DAAANNNNN... ALANGKAH TERKEJUTNYA AKU MELIHAT BAB 4 YANG SUDAH AKU KIRA TIDAK ADA REVISI TADI.
penampakan yang amat sangat mengoyak hati |
Ya, mau gimana lagi. emang harus kayak gini. harus diperbaiki. Anggap aja ini pembelajaran untuk lebih rajin lagi. Jadikan aja coretan ini motivasi, ya kan?
YOK, SEMANGAT, ABANG KAHAAAAARRRRR!!!! *hibur diri sendiri*
2 comments
Bantuin orang disini observasi dari blog mu gapapa ya jak
ReplyDeletesiap, aman!
Delete