Dia
gadis cantik, hidungnya mancung, matanya belok, alisnya tebal, kulitnya putih,
rambutnya hitam panjang dan lurus, dan…. Kakinya kalo berdiri gak nginjak
tanah. Hhi!
Sebut
saja namanya bunga. 18 tahun. Korban pemerkosaan supir angkot.
Jadi,
suatu ketika bunga lagi enak-enak nya makan bakso bersama teman-temannya di
depan sekolah. Mereka ada 3 orang. Diantara mereka bertiga, bunga yang paling
cantik. Tapi, bunga juga yang paling aneh. Ketika kedua temannya makan bakso
pakek sendok dan garpu, eh si bunga malah pakek tangan. Hhi!
Waktu
sudah menunjukkan pukul 5 sore. Padahal mereka bertiga makan bakso nya dari jam
1 siang. Lama? Ya iyalah, si bunga makan bakso pakek tangan dan ngabisin
kuahnya pakek garpu. Sungguh fantastik.
Akhirnya
mereka bertiga pulang kerumah masing-masing. Bunga yang saat itu gak punya
kendaraan, harus pulang naik angkot. Sebelum me-nye-top angkot, dia memesan
bakso dibungkus untuk dibawa pulang kerumah. Gak berapa lama dan secara
tiba-tiba dia sudah ada di dalam angkot saja. Anggap saja begitu.
Di
dalam angkot hanya ada supir yang duduk di depan dan bunga yang duduk di
belakang. Kejadian ini membuat si supir sesekali melihat bunga dari kaca spion.
Singkat cerita si supir suka sama si bunga.
Seketika
muncul niat buruk si supir untuk memperkosa bunga. Dan tanpa disadari si supir,
beberapa menit kemudian dia melihat bunga dari spion sedang asik makan bakso
yang dibungkus nya tadi. Tetep pakek tangan. Seharusnya si supir merasa ilfil
melihat cewek secantik bunga hobinya makan bakso pakek tangan. Tapi, tidak. Dia
tambah suka dan ingin melancarkan niat buruknya. Dia berkata dalam hati “nasi sudah menjadi bubur”. Kalo
terlanjur suka, ya apa boleh buat. Motto hidup si supir emang keren.
Lalu
si supir terus melihat bunga yang sedang asik memakan bakso. Bunga yang
mempunyai rasa kepercayaan diri yang cukup tinggi gak memperdulikan penglihatan
si supir.
Si
supir akhirnya memberhentikan angkotnya disebuah taman pemakaman yang sepi.
Waktu pun sudah menunjukkan pukul 8 malam. Anggap saja jarak rumah bunga ke
sekolahnya itu jauh ya. Anggap aja gitu.
Bunga
tiba-tiba dipanggil supir angkot. “dek, sini turun dulu. Angkot kita mogok”.
Bunga yang dari awal cerita gak pernah ngomong pun mengikuti perintah si supir.
Bunga pun turun. Baru aja sampek pintu angkot dan belum sempat turun untuk
menginjakkan kakinya di tanah, si supir langsung menarik bunga dan memperkosa
nya. Si bunga diam dan mengikuti si supir. Sepertinya bunga menikmati. Anggap
aja gitu.
Tapi
ada yang aneh, ketika si supir menjalankan aksinya, bunga hanya diam dan gak
bersuara. Matanya melotot. Si supir merasa heran dan membuat dia bertanya sama
si bunga. “kau kenapa diam aja, dek?” bunga terus diam. Karna gak ada
respon, si supir malah menambah aksinya. Ibarat kata orang medan, si bunga makin di gas sama si supir.
Dahsyat!
Semakin
di gas, si bunga tambah melotot. Supir merasa aneh dan kembali bertanya, “kau
kok diam aja dari tadi, dek? Kan
uda abang goyang sekuat-kuatnya” bunga pun langsung menjawab “aku bukan
wanita biasa bang. Aku hantu”. Si supir gak percaya. Mana buktinya kalo kau
hantu? Kemudian si bunga berbalik badan sambil nungging dan menunjukkan kalo
bagian belakang si bunga itu bolong dan berulat. Anggap aja sunder bolong.
Melihat
posisi bunga yang telungkup sambil nungging dengan keadaan bagian belakang
bolong, si supir kaget setengah mati. Tapi, dengan motto hidup yang kuat dia
gak merasa takut. Si bunga tiba-tiba berkata, “abang kok gak takut?”.
Lalu si supir menjawab sambil menjeri “nasi sudah
menjadi bubuuuurrrr”. kemudia si supir melanjutkan aksinya dengan memperkosa si
bunga dan kembali berkata "namanya uda terlanjur dek, jadi kita lanjot ajalah yaaa". si bunga pun merasa ke-enak-an. Motto hidup si supir patut diacungi jempol kaki.
Ya
sudah, akhirnya karena motto hidup si supir memperkosa hantu. *TAMAT*
*catatan
kecil*
Ada beberapa hikmah yang dapat aku
ambil dari kisah yang aku karang sendiri di atas. Kalo kalian baca dengan
seksama, darimana asalnya si bunga mati di perkosa supir angkot? Gak ada kan? Padahal si bunga di
perkosa dalam keadaan sudah mati dan menjadi hantu.
Berarti
kesimpulannya, judul sama isi dari ceritanya gak nyambung kan? Tapi… cerita uda terlanjur di tulis.
Gak mungkin di hapus atau di ulang lagi. Berpikir itu capek. Lagian, nasi sudah menjadi bubur. Apa yang
sudah di kerjakan biarlah tetap berlanjut dan gak usah dikembalikan lagi. mungkin juga sama sekali gak dapat dikembalikan lagi. Itu kesimpulannya.
*kadang
gak ngerti juga sama tulisan sendiri*