­

Dibalik pepatah "Nasi sudah menjadi bubur"

by - May 30, 2013


Dia gadis cantik, hidungnya mancung, matanya belok, alisnya tebal, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang dan lurus, dan…. Kakinya kalo berdiri gak nginjak tanah. Hhi! 

Sebut saja namanya bunga. 18 tahun. Korban pemerkosaan supir angkot.

Jadi, suatu ketika bunga lagi enak-enak nya makan bakso bersama teman-temannya di depan sekolah. Mereka ada 3 orang. Diantara mereka bertiga, bunga yang paling cantik. Tapi, bunga juga yang paling aneh. Ketika kedua temannya makan bakso pakek sendok dan garpu, eh si bunga malah pakek tangan. Hhi!

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Padahal mereka bertiga makan bakso nya dari jam 1 siang. Lama? Ya iyalah, si bunga makan bakso pakek tangan dan ngabisin kuahnya  pakek garpu. Sungguh fantastik. 

Akhirnya mereka bertiga pulang kerumah masing-masing. Bunga yang saat itu gak punya kendaraan, harus pulang naik angkot. Sebelum me-nye-top angkot, dia memesan bakso dibungkus untuk dibawa pulang kerumah. Gak berapa lama dan secara tiba-tiba dia sudah ada di dalam angkot saja. Anggap saja begitu.

Di dalam angkot hanya ada supir yang duduk di depan dan bunga yang duduk di belakang. Kejadian ini membuat si supir sesekali melihat bunga dari kaca spion. Singkat cerita si supir suka sama si bunga.  

Seketika muncul niat buruk si supir untuk memperkosa bunga. Dan tanpa disadari si supir, beberapa menit kemudian dia melihat bunga dari spion sedang asik makan bakso yang dibungkus nya tadi. Tetep pakek tangan. Seharusnya si supir merasa ilfil melihat cewek secantik bunga hobinya makan bakso pakek tangan. Tapi, tidak. Dia tambah suka dan ingin melancarkan niat buruknya. Dia berkata dalam hati “nasi sudah menjadi bubur”. Kalo terlanjur suka, ya apa boleh buat. Motto hidup si supir emang keren.

Lalu si supir terus melihat bunga yang sedang asik memakan bakso. Bunga yang mempunyai rasa kepercayaan diri yang cukup tinggi gak memperdulikan penglihatan si supir.
Si supir akhirnya memberhentikan angkotnya disebuah taman pemakaman yang sepi. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 8 malam. Anggap saja jarak rumah bunga ke sekolahnya itu jauh ya. Anggap aja gitu.

Bunga tiba-tiba dipanggil supir angkot. “dek, sini turun dulu. Angkot kita mogok”. Bunga yang dari awal cerita gak pernah ngomong pun mengikuti perintah si supir. Bunga pun turun. Baru aja sampek pintu angkot dan belum sempat turun untuk menginjakkan kakinya di tanah, si supir langsung menarik bunga dan memperkosa nya. Si bunga diam dan mengikuti si supir. Sepertinya bunga menikmati. Anggap aja gitu.

Tapi ada yang aneh, ketika si supir menjalankan aksinya, bunga hanya diam dan gak bersuara. Matanya melotot. Si supir merasa heran dan membuat dia bertanya sama si bunga. “kau kenapa diam aja, dek?” bunga terus diam. Karna gak ada respon, si supir malah menambah aksinya. Ibarat kata orang medan, si bunga makin di gas sama si supir. Dahsyat!

Semakin di gas, si bunga tambah melotot. Supir merasa aneh dan kembali bertanya, “kau kok diam aja dari tadi, dek? Kan uda abang goyang sekuat-kuatnya” bunga pun langsung menjawab “aku bukan wanita biasa bang. Aku hantu”. Si supir gak percaya. Mana buktinya kalo kau hantu? Kemudian si bunga berbalik badan sambil nungging dan menunjukkan kalo bagian belakang si bunga itu bolong dan berulat. Anggap aja sunder bolong.

Melihat posisi bunga yang telungkup sambil nungging dengan keadaan bagian belakang bolong, si supir kaget setengah mati. Tapi, dengan motto hidup yang kuat dia gak merasa takut. Si bunga tiba-tiba berkata, “abang kok gak takut?”. Lalu si supir menjawab sambil menjeri “nasi sudah menjadi bubuuuurrrr”. kemudia si supir melanjutkan aksinya dengan memperkosa si bunga dan kembali berkata "namanya uda terlanjur dek, jadi kita lanjot ajalah yaaa". si bunga pun merasa ke-enak-an. Motto hidup si supir patut diacungi jempol kaki.

Ya sudah, akhirnya karena motto hidup si supir memperkosa hantu. *TAMAT*

*catatan kecil*

Ada beberapa hikmah yang dapat aku ambil dari kisah yang aku karang sendiri di atas. Kalo kalian baca dengan seksama, darimana asalnya si bunga mati di perkosa supir angkot? Gak ada kan? Padahal si bunga di perkosa dalam keadaan sudah mati dan menjadi hantu. 

Berarti kesimpulannya, judul sama isi dari ceritanya gak nyambung kan? Tapi… cerita uda terlanjur di tulis. Gak mungkin di hapus atau di ulang lagi. Berpikir itu capek. Lagian, nasi sudah menjadi bubur. Apa yang sudah di kerjakan biarlah tetap berlanjut dan gak usah dikembalikan lagi. mungkin juga sama sekali gak dapat dikembalikan lagi. Itu kesimpulannya. 
*kadang gak ngerti juga sama tulisan sendiri*







You May Also Like

2 comments

  1. keren gan postingannya , salam kenal outbound malang

    http://www.nolimitadventure.com/

    ReplyDelete
  2. thx so much gan. salam kenal kembali ya :)

    ReplyDelete