Assalamualaikum wr.wb
Nama saya Reza Kahar Fahlevi Hrp ingin sedikit
bercerita dalam bentuk tulisan mengenai pengalaman kegagalan saya dalam menuju
perguruan tinggi. Saya menulis ini terinspirasi oleh INDRA WIDJAYA. iya dia adalah
pengetik buku #IdolGagal. Saya juga memiliki pengalaman kegagalan yang serupa seperti
beliau. Setelah membaca Buku hasil karyanya, saya mengambil banyak kesimpulan. Salah
satunya adalah jangan pernah menyerah dengan
kegagalan karena tuhan punya rencana lain.
Di dalam tulisan ini saya agak meniru gaya tulisan
dari hasil karyanya mas Indra di dalam Idol Gagal. Seperti menggunakan strikethrough
dan menyelipkan sedikit #NowPlaying. Wajar saja karena saya mengidolakan dia. Baiklah
langsung saja saya akan memulai pengalaman saya ini. Dimulai dari pelaksanaan Ujian
Nasional.
*Selamat Membaca*
*Silahkan Baca Kalau Suka*
Sebagai seorang siswa *pada
saat itu* tentu kata LULUS adalah yang paling di harapkan. Bahkan
segala cara pun dihalalkan agar kata LULUS itu bisa menghiasi ijazah. Salah satu cara
yang ampuh adalah Mencontek Belajar.
#NowPlaying: Bondan Prakoso –
Tetap semangat
*toweeeeeeeeettttttttt*
Suara bel yang cukup memekakkan telinga itu
pun berbunyi. seluruh siswa/i kelas XII dikumpulkan di lapangan upacara untuk
pengarahan tata tertib UN (Ujian Ngopek) (Ujian Nasional). Seluruh murid
berbaris dengan rapi sesuai kelasnya masing-masing. Dan tiba-tiba terlihat
sosok lelaki berbadan besar dan perutnya buncit berada diatas mimbar upacara.
Oh iya.. ternyata itu Bapak Kepala
Sekolah. Oke *lupakan*.....
Dengan serius kami
memperhatikan apa yang disampaikan oleh bapak itu. Dengan suara lantam dan gak
ketinggalan logat bataknya dia memberi kami nasehat serta motivasi agar kami
bisa mengerjakan soal-soal ujian dengan Mengopek Jujur. Sempat juga
bapak itu berkata “Saya jamin siswa/siswi
ini akan lulus murni 100%”. Perkataan bapak itu akan kami anggap sebagai Angin
Berlalu Motivasi.
Oke waktu ujian pun tiba...
#Np: Maher Zein – insya allah
ada jalan
Saya bergegas mempersiapkan
peci dan perlengkapan ujian seperti, pensil 2B, setip (bahasa gaulnya
penghapus), papan ujian, dan gak ketinggalan pastinya Kertas kopekan
Kartu ujian. Posisi duduk saya saat itu sangat horor tepat berada di depan
pengawas. Sungguh situasi yang sangat sulit untuk Mengopek mengerjakan
soal ujian dengan serius. Tapi... ya sudahlah.
Akhirnya semua Lembar soal dan
jawaban sudah terbagi rata. Dan mata pelajaran yang di ujiankan pada saat itu
adalah Bahasa Indonesia. Bel tanda dimulainya ujian pun berbunyi. Dengan
bermodalkan Kertas kopekan ilmu yang seadanya, aku mengerjakan soal itu
dengan serius. Yang paling memuakkan adalah ketika saya membaca soal tersebut
seperti kumpulan kisah 25 nabi. Banyak dan panjang. Setelah mulai suntuk,
akhirnya saya nekatkan untuk mengambil selembar kertas putih dari dalam kaos
kaki saya. Dengan hati-hati sasya buka kertas itu. Dan terlihatlah kumpulan
Huruf abjad, tapi hanya ada 5, yaitu ABCDE. Iya... Cuma kelima huruf tersebut
yang aku lihat berserak dan acak.
Waktu ujian tersisa tinggal 30
menit lagi. Dan lembar jawaban masih bersih. Tapi tunggu dulu! Berkat Kertas
kopekan ilmu yang selama 3 tahun sasya pelajari, akhirnya dalam waktu 10
menit lembar jawaban itu sudah terisi butiran-butiran hitam bagaikan tai anak
kambing yang berserakan. Hupt
Bel ujian pun selesai. Dengan
gagah dan seolah-olah orang yang paling pintar di ruangan tersebut aku
mengumpulkan lembar jawaban. Alangkah terkejutnya aku melihat semua teman
seruangan tidak ada yang bangkit dari bangkunya. Ternyata lembar ujian itu
cukup diletakkan di atas meja masing-masing. Biar pengawas saja yang
mengumpulnya L.
Dan akupun Malu santai saja seperti gak ada masalah haha.. :D.
Selama 4 hari seperti itulah
yang aku kerjakan untuk menghadapi ujian ini. Aku selalu berpedoman kepada Kertas
kopekan nasehat Pak Kepala Sekolah, yaitu Jujur dalam ujian. Oke
*lupakan*.
*3
hari kemudian*
Akhirnya
selesai sudah ujian, saya dan bersama teman lainnya bergembira karena telah
selesai mempertaruhkan ilmu yang selama 3 tahun kami tuntut *cieelaa*....
*PENGUMUMAN
UJIAN NASIONAL*
Ketika
itu tepat hari sabtu, dimana kami semua wajib datang ke sekolah memakai pakaian
pramuka. Tapi ntah kenapa saat itu aku lupa memakai pakaian pramuka. Mungkin
karena sudah terlalu lelah menuntut ilmu selama 3 tahun itu -_-...
Dan
akhirnya... iya, dari sekian ratus siswa, Cuma saya yang memakai pakaian putih
abu-abu dan memakai sendal jepit. Sunggu menjadi hal yang membanggakan memalukan
bagi seorang siswa berprestasi acakadut seperti saya. Oke *lupakan*
Tanpa
ada rasa ketakutan atau jantungan, aku yakin akan lulus UN. Ya wajar aja, karna
sudah ada kertas kopekan modal ilmu yang ku pelajari selama 3 tahun di
sekolah itu. Dan ternyataa.... siswa REZA KAHAR FAHLEVI HARAHAP dinyatakan LULUS
Ujian Nasional. Alhamdulillah pikirku :’).
Nah,
sebagai siswa yang mengikuti kecanggihan teknologi, saya langsung meng-update
status saya di twitter dan facebook.
Ini adalah
status saya ketika mengetahui kalau saya LULUS.
Tapi itu bagiku itu Cuma keberhasilan yang wajar.
Karena...... you know lah!!!
Tapi
kebahagiaan itu Cuma berlangsung selama 4jam. Karena malamnya aku melihat
pengumuman untuk seleksi jalur undangan, aku GAGAL :’(. Padahal Cuma
itu yang aku harapkan karena aku pesimis bakalan LULUS di Jalur Tertulis.
Ketika ayah dan mama tahu, aku langsung di beri nasehat. “mungkin ini belum rezeki mu, nak”. Dengan wajah lesu aku hanya
tertunduk, terdiam hampa, membujur kaku, bagai sebuah patung. *ahh lebay*
Sebelumnya
aku juga GAGAL lulus jalur undangan pada penerimaan mahasiswa baru di
STT TELKOM Bandung. Itu semua tanpa testing. Cuma bermodalkan raport yang dicuci
murni, serta berkas-berkas lainnya. Dari sekolah, kami ada 5 orang yang
mengikuti jalur tersebut. Diantaranya saya ( zayn malik), Deany, Anas, dan
sepasang kekasih Irfan dan Fanny wkwk :D. Pada saat itu kami semua dikumpulkan
dalam satu ruangan untuk Kumpul Kebo diberi wejangan. karena pada saat
itu kami sudah di pastikan lulus oleh guru yang bernama ********. Segala
rencana uda kami persiapkan, seperti tempat kos, biaya kehidupan, dll.
*Dua
minggu kemudian*
Saat
itu adalah pengumuman penerimaan mahasiswa baru di STT TELKOM. Aku, Deany, dan
Anas sedang mengikuti bimbingan belajar. Jadi kami hanya menunggu informasi
dari irfan tentang pengumuman tersebut. Setelah itu anas mengirim sms ke irfan.
Isinya:
“fan,
gimana pengumumannya? Lulus kita?”
Tak lama kemudian irfan membalas sms itu:
“kita gak
ada yang lulus satupun nas, mungkin bukan rezeki kita di TELKOM”
Setelah membaca sms itu, anas gak membalas. Kami
semua agak merasa kecewa, karena sebelumnya kami seolah-olah dipastikan lulus.
Itu yang bikin kami kecewa!. Tapi apalah daya, itu semua kehendak tuhan.
*ehem*. Okee sasatnya melupakan kegagalan yang kedua. *emot merengek sambil
kayang*
KeGAGALan pertama dan
kedua sudah kudapat. Yasudahlah, yang kupikir pada saat itu adalah, mungkin rezeki
ku di jalur tertulis. Okee aku akan semangat dan mempersiapkan diri dengan
mengikuti bimbingan intensive di GANESHA OPERATION. Berbagai Try Out pun aku ikuti. Alhasil...dari 8
kali Try Out Cuma satu lah yang
lulus. Sungguh miris -_-
Gak terasa Ujian sesunggunya
(SNMPTN) pun tinggal seminggu lagi. Persiapan pun di lakukan. Diantaranya
mendaftar secara online sebagai peserta SNMPTN jalur tulis. Dan yang gak kalah
penting adalah, jurusan dan universitas yang akan kita pilih. Saat itu
pikiranku tertuju pada IPB (Institut Pertanian Bogor). Karena aku sangat suka
yang berhubungan dengan pertanian. Tapi ternyata, aku disuruh orang tua untuk
mengambil jurusasn yang bukan pertanian. Yasudah, pilihan ku waktu itu pilihan
pertama Teknologi & Manajemen
Perikanan Budidaya dan pilihan kedua Ekonomi
Syariah. Aku memilih pilihan kedua karena aku pernah lulus di Ekonomi
Syariah IPB pada saat try out.
*Ini adalah bukti tanda peserta SNMPTN jalur tertulis*
*Ujian SNMPTN pun dimulai*
Dengan memakai baju batik dan
celana keper aku berjalan menelusuri ruangan tempat aku ujian. Aku Cuma berdoa
didalam hati berharap keGAGALan ketiga gak akan
menghampiriku lagi. Untuk hari pertama mata pelajaran yang diujikan adalah TPA
dan Bidang Studi Dasar. Di bagian inilah persiapanku cukup matang dan optimis
bisa lulus di bagian TPA. setelah memasuki ruangan, aku terkejut, kerena posisi
tempat duduk ku tepat di depan meja pengawas. Benar-benar sial -_- . teringat
di pikiranku ketika Ujian Nasional posisi nya juga serupa tepat di depan
pengawas.
*Tes Potensi Akademik*
Yasudah lah, aku jalani aja
manatau lulus seperti Ujian Nasional. Ujian pun dimulai. Dengan sangat tenang
dan hati-hati aku mengerjakan soal yang kuanggap mudah. alhasil aku bisa
menyelesaikan 75% soal tersebut walau belum tentu benar. Tapi aku OPTIMIS!
*Tes Kemampuan Bidang Studi
Dasar*
Di bagian tes ini aku agak
sedikit terganggu melihat soal Bahasa Indonesia yang panjang, Matematika yang
memuakkan, dan Bahasa Inggris yang membingungkan. Tapi ku kerjakan semampuku,
dan alhasi 50% dari jumlah soal bisa kujawab wala belum tentu benar. Tapi aku
sedikit OPTIMIS!
Ujian pada hari itu pun
selesai dan aku kembali kerumah untuk mempersiapkan ujian di hari kedua. Yaitu
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika IPA. Ini adalah pelajaran yang
paling aku benci karena berkaitan dengan alam dan hitungan. Jujur saja untuk
mata ujian itu aku gak ada belajar, aku Cuma berdoa mendapat keberuntungan.
*Besok hari*
Ujian pun dimulai. kali ini
aku merasa PESIMIS! Karena tanpa persiapan apapun. Dan jujur saja aku
mengerjakan semua pelajaran dengan asal-asalan. Kecuali Biologi hanya beberapa
yang aku bisa. Keringat dingin, jantungan, dan ngantuk pun aku rasakan ketika
mengerjakan bagian pengetahuan alam. Yasudah, serahkan aja sama tuhan. Dia yang
punya rencana haha :D
Akhirnya ujian pun selesai.
Aku pulang kerumah. Dan sesampainya dirumah aku uda disambut oleh ayah.
Ayah: “cemana ujiannya, ja?”
Aku: “ya bisalah insya allah”
Ayah: “ada harapan lulus?”
Aku: “ya gatau lah eja. Yang penting uda dijawab
Lalu aku pergi meninggalkan
ayah dan menuju ke kamar. di kamar aku menghayal, yang terlintas di pikiranku “lulus kah aku?” ahh lupakan sajalah,
mendingan aku tidur siang. Ketika tidur siang aku bermimpi kalau aku itu gak
lulus dan mama nangis di mimpi itu. Tapi menurut cerita orang, mimpi itu adalah
kebalikannya dan akan terjadi di dunia nyata. Tapi sebagai orang yang kafir
muslim aku tidak percaya hal itu. Aku pun terbangun dari tidur dan langsung
mengambil air wudhu untuk shalat ashar. Disitu aku berdoa kepada tuhan agar aku
diberikan yang terbaik. Dan ketika siap shalat, aku didatangi kakak yang kerja dirumah,
dia bersabda berkata, “kakak mimpi
kau gak lulus dan mama nangis di mimpi aku itu”. Sunggu mengejutkan, karena
mimpinya sama seperti mimpiku tadi siang. Tapi ku diamkan aja, dan kuserahkan
semua sama Allah.
Mama pun pulang dari sekolah.
Dan saat itu juga aku disuruh mendaftar Ujian PTAIN (Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri). Dan kebetulan kawanku yang berinisial “Deany Fadhly” sudah
membeli PIN untuk mendaftar di PTAIN. Tapi dia gak jadi mengikuti ujian karena
dia sudah terlanjur Lulus di UNIVERSITAS INDONESIA melalui jalur Undangan.
Salut buat dia! Nah pada saat itu aku membeli PIN punya si Deany dengan harga
yang lebih murah tentunya haha.
Besok harinya aku pergi ke
lokasi ujian untuk meninjau tempat ujian. dan lagi-lagi aku duduk di depan pengawas
Hupt. Ntah kenapa selama ujian aku selalu duduk di depan pengawas yang
bagi ku mereka bagaikan malaikat pencabut nyawa “seram”! setelah itu aku
kembali pulang untuk mempersiapkan diri. Padahal ketika itu pengumuman untuk
jalur SNMPTN belum keluar, aku sudah mengikuti tes lain sebagai jaga-jaga
manatau aku gak lulus di SNMPTN.
*seminggu kemudian*
Setelah seminggu berlalu, aku
sudah dihadapkan dengan ujian yang baru. Dengan mata pelajaran yang berbeda
tentunya. Karena ada mata pelajaran tambahan seperti agama dan IPS.
Pagi itu aku langsung
berangkat menuju lokasi ujian. sebelumnya tidak lupa aku untuk sholat dan
sarapan. Dan yang paling penting adalah aku tidak lupa untuk mencium pacarku
tangan kedua orang tuaku.
Setelah sampai di lokasi, aku
terkejut melihat Deasy, kembaran dari Deany yang ternyata satu ruangan
denganku. Oke *lupakan*
Ujian pun dimulai. singkat
ceritanya, semua soal pun sudah selesai ku kerjakan. Lagi-lagi aku selalu
optimis di bagian TPA. bagaimana dengan yang lain? Wallahua’lam
Setelah ujian selesai, aku
langsung menuju kerumah. Semua rangkaian ujian sudah ku ikuti. Tinggal menunggu
nasib LULUS atau GAGAL lagi L. Waktu pun berlalu.
Hari-hari ku lewati dengan biasa. Masih takut kegagalan yang ketiga akan datang
menghampiriku. Tapi aku tidak lupa untuk berdo’a agar selalu diberikan yang
terbaik oleh Allah.
*PENGUMUMAN SNMPTN*
Tanggal 7 Juli adalah
pengumuman SNMPTN jalur tertulis. Itu juga bertepatan dengan ulang tahun mama
tercinta dan juga tepat satu tahun aku menjalani hubungan dengan selena
gomez mutia respati. Sungguh aku harus memberikan yang terbaik bagi mereka
dengan berupa kata LULUS. Ketika itu aku sedang berada di kampung karena ada acara
keluarga. Aku sangat ketakutan menunggu pengumuman yang baru keluar pukul 19.00
WIB. Sepanjang hari aku Cuma berdoa dan update status di twitter. Di Timeline
aku lihat sudah banyak teman senasib yang juga menunggu dan pasti waswas
tentunya. Sebagian dari mereka sudah ada yang tahu nasibnya. Ada yang lulus dan
ada juga yang gagal.
Akhirnya jam menunjukkan pukul
19.00 WIB. Jantung ini serasa mau copot *terserah mau bilang lebay*. Tapi aku
belum berani melihat pengumumannya. Aku lihatnya nanti saja setelah sholat
isya. Aku terus berdoa. Dan setelah sholat isya, aku belum berani juga melihat
pengumuman itu. Yang kulihat hanya Timeline twitter ku yang berisi kesedihan
karena gagal, dan ada juga yang bahagia karena lulus. Lalu aku membalas twitt
mereka dengan mengucapkan selamat bagi temanku yang lulus dan mengucapkan turut
berduka cita “sabar ya, mungkin belum rezeki”. Banyak juga yang mention
aku, mereka bertanya nasib kelulusanku. Dan aku hanya menjawab “AKU GAK LULUS”.
Lalu mereka menjawab, “JANGAN PESIMIS”. Lalu aku hanya meretweet nya. *sory*
Sekitar jam 9 malam aku baru
melihat pengumumannya. Aku PESIMIS, tapi jantung ini pun tetap berdetak
kencang. Tangan ini bergetar mengetik website resmi SNMPTN. Setelah terbuka,
aku langsung login nomor peserta ku dan tanggal lahir ku. Dan akhirnya.....
*Toreng toreeeeengggggg*
Iya.. betul aku GAGAL.
Aku menangis dan menyesali semuanya. Disitu aku sangat malu, karena sudah
banyak duit orang tuaku membiayaiku les bimbingan tapi ternyata semua hanya
sia-sia :’(
Ntah jadi apa lah aku pikirku
dalam hati. Semua sudah gagal. Tinggal menunggu harapan di PTAIN. Aku galau
sepanjang malam. Apalagi kalu uda melihat timeline twitter yang isinya
“alhamdulillah ya allah aku lulus” aku sangat iri kepada mereka. Tapi
bagaimanapun aku tetap mengucapkan selamat kepada mereka. Tak lupa pula aku
mengucapkan kepada sahabatku Tengku Aulia Ramadhan yang lulus di PT.Bangunan
UNIMED. Tinggal lah nasibku seorang :’(. Kawan-kawanku sudah dapat tempat di
bangku perkuliahan. Nah aku? Wallahua’lam. Ntah aku menganggur selama setahun
ini pikirku dalam hati. Ini adalah kegagalan yang ketiga yang aku alami.
*inilah kata-kata yang menjijikkan!*
Akhirnya ayah dan mama pun
tahu. Lagi-lagi mereka tersenyum dan berkata “mungkin itu bukan rezekimu, nak”.
Aku gak menjawabnya. Aku hanya tertunduk menahan malu. Aku juga malu karena
belum bisa memberi kado yang spesial kepada mama yang sedang berulang tahun
pada waktu itu. *maapkan anakmu yang rajin malang ini mak* L.
Aku hanya menunggu pengumuman PTAIN seminggu lagi. Disitu aku makin PESIMIS.
Sudah gak ada harapan lagi untuk lulus. Aku pasti gagal lagi! Pasti!. Itulah
yang ada di pikiranku. Aku terus berdoa semoga kegagaln keempat tidak
menghampiriku lagi. Iya semoga saja. Banyak teman-teman yang mensupport aku dan
memberikan ucapan Turut Berduka Cita semangat dan jangan putus asa!. Aku
hanya terharu membaca ucapan mereka :’).
Setelah itu aku dan keluarga
kembali ke Medan. Sepanjang jalan aku belum bisa menerima kenyataan terpahit
dalam hidupku. Aku gak percaya kalau aku gagal lagi. Selalu gagal yang
menghampiri hidupku. Tiba-tiba aku ditawarkan sasma ayah untuk masuk ke Sekolah
Perkebunan.
Ayah: “ja, mau gak masuk ke sekolah perkebunan?”
Aku: “sekolah apa itu?” (berpikir heran)
Ayah: itu sekolah nya dibawah naungan Dinas Perkebunan. itu sekolahnya
bagus. Dan peluang kerjanya besar.
Aku: “yaudah terserah aja!” (dengan nada kesal)
Akhirnya
kami sekeluarga sampai di Medan. Aku harus istirahat karena besok harus
menghadapi yang namanya pengumuman. Tidak lupa aku sholat terlebih dahulu dan memohon doa agar
diberikan yang terbaik.
*Pengumuman
PTAIN*
Hari
pengumuman pun tiba. Tetap dengan keadaan yang ketakutan karena takut kegagalan
keempat datang lagi. Pengumuman sudah bisa dibuka pada pukul 07.00 pagi. Tapi
setelah sholat subuh aku di sms oleh saudaraku yang bekerja di IAIN SU. Dia
bilang aku lulus di Ekonomi Islam IAIN SU. Sementara itu bukan pilihan utamaku.
Itu hanya sebagai alternatif agar lokasi ujiannya di Medan. Dan aku Gagal di
UIN JAKARTA yang menjadi pilihan utama aku. AKU TETAP GAGAL. Dan Aku gak
mengambil jatahku di Ekonomi Islam karena memang bukan pilihanku. Untuk apa
kuliah kalau jurusannya tidak sesuai keinginan. Sama aja bunuh diri pelan-pelan
itu namanya!
Ternyata
keGAGALan
itu datang lagi untuk yang keempat kalinya :’(. Aku langsung
memberitahukan kepada kedua orang tuaku kalau aku lulus di IAIN. Tanpa
basa-basi ayah menjawab, “udah, gak usah
di ambil yang di IAIN itu, kau ikut aja tes sekolah perkebunan”. ya
sudahlah pikirku. Karena sudah terlalu bosan dan terbiasa dengan kegagalan ini,
aku pun pasrah akan nasibku yang tak jelas ini. Sempat terlintas di pikiranku
untuk menikah dini menganggur
selama setahun.
4
hari berlalu. Setelah aku bangun tidur, tiba-tiba aku dipanggil ayah keruang
tamu. Disitu ternyata ayah berubah pikiran. Aku disuruh mendaftar di IAIN SU.
Dia takut kalau aku gak lulus di Sekolah Perkebunan itu. Ternyata hari itu
adalah pendaftaran ulang terakhir bagi mahasiswa yang telah lulus di IAIN SU.
Aku pun GALAU. Aku tetap menolak masuk kesitu karena bukan jurusan utamaku.
Lalu ayah pun diam. Dan memberitahukan ku kalau pendaftaran di STIPAP (Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan) berakhir sebulan lagi. Tapi saat
itu juga aku disuruh ke kampus STIPAP untuk mencari informasi. Aku pun langsung
mandi dan berkemas untuk pergi ke kampus STIPAP.
Setelah
selesai aku langsung berangkat. Sesampainya disana aku terkejut melihat banyak
orang tidak berambut memakai baju Dinas Perkebunan. ternyata mereka adalah Tuyul
mahasiswa STIPAP. Melihat penampilan yang seperti itu aku jadi malas mendaftar.
Karena aku paling gak sukak punya kepala botak. Itu membuatku tidak percaya
diri untuk pergi kemanapun Hupt.
Karena
sudah terlanjur disuruh orang tua, aku pun memasuki ruang sekretariat STIPAP.
Aku langsung disambut oleh kakak pegawai yang sangat cantik. Aku dipersilahkan
duduk diatas pangkuannya kursi yang disediakan. sebelum duduk aku menciumnya
bersalaman dulu dengan kakak cantik itu. Ternyata kakak itu sedikit menambah
semangatku untuk masuk ke STIPAP agar bisa melihat wajahnya setiap hari. <3
<3
Akhirnya
aku pun meminta penjelasan bagaimana sistem perkuliahan di STIPAP. Lalu kakak
cantik itu pun menjelaskannya. Ternyata banyak keistimewaan yang ada di STIPAP.
Seperti:
1, Lulusannya dijamin kerja 98% di PTPN di
seluruh Indonesia
2. Lulusannya lebih mejurus ke Asisten dan
Manajer Perkebunan.
3. Setiap yang sudah bekerja, gajinya paling
sedikit 8jt perbulan :o
Mendengar
penjelasan dari kakak itu, keinginanku semakin kuat untuk masuk ke STIPAP.
Bayangkan aja, berapa banyak orang yang sulit melamar pekerjaan di masa
sekarang. Sementara kalau di STIPAP semua lulusannya di jamin kerja. Di Dinas
Perkebunan pula itu. Waaahhh :D
Lalu
aku langsung pamit untuk pergi. Tapi tiba-tiba kakak itu memelukku
memanggilku dan berkata “maukah kau menjadi suamiku” “dek, kapan
daftarnya? Hari ini pendaftaran terakhir loh!” aku terkejut. Sementara ayah
bilang pendaftarannya tutup satu bulan lagi. Tanpa basa-basi aku langsung
bertanya kepada kakak itu mengenai biaya pendaftarannya. Ternyata untuk
pendaftarannya di kenakan biaya 150ribu rupiah. Dan untuk biaya tes medichal
chek-up dikenakan biaya 350ribu rupiah. Saat itu juga aku langsung membuka celanaku
dompetku. Ternyata isinya hanya 150ribu, sementara biaya keseluruhannya
500ribu. Aku berkata “kak, kalau saya bayar biaya pendaftarannya dulu boleh?”.
Dengan senyuman dia menjawab “boleh kok sayang dek”. Syukurlah pikirku.
Aku langsung membayarnya dan kembali kerumah.
Setelah
mendaftar, ternyata testingnya berlangsung saat bulan puasa. Dimana yang
diujikan adalah Tes Akademik, Matematika dan Bahasa Inggris, serta Tes Postur
dan Kesehatan. Ujiannya berlangsung seminggu setelah pendaftaran itu. Kali ini
aku gak boleh gagal lagi! Tekadku kuat setelah mendengar visi dan misi STIPAP.
Kulupakan semua empat kegagalanku. Aku hanya fokus pada satu tujuan. Yaitu Kakak
Cantik STIPAP!. Aku belajar dengan serius, menjaga kesehatanku, dan gak
lupa aku sholat dan berdoa kepada Allah.
*Tes
Akademik*
Hari
H pun tiba. Aku sudah mempersiapkan diriku dengan matang. Aku menyalam kedua
orang tuaku dan langsung berangkat menuju medan perang. Setibanya disana, aku
minder. Ternyata semua calon mahasiswa baru memiliki postur tubuh yang sangat
Tegap dan Berisi. Termasuk yang wanita :D. Sementara aku? Badanku sudah
bagaikan tengkorak hidup yang gak makan selama bertahun tahun L.
Iya... badanku kurus dan memang benar, diantara semua peserta hanya akulah yang
mempunyai badan yang kurus.
#NowPlaying: D’masiv – Jangan Menyerah
Tapi
untuk tes Akademik ini seperti biasanya, aku selalu optimis menjawab soal yang
seperti ini. Setelah kami semua memasuki ruang ujian, testing pun dimulai. saya
dengan tenang menjawab soal-soal yang disediakan. waktu selama 4 jam digunakan
untuk tes di hari pertama.
Akhirnya
ujian pun selesai. Seperti biasa aku tetap optimis menjawab soal yang
berhubungan dengan Akademik. Aku pun kembali kerumah untuk mempersiapkan diri
menghadapi ujian Matematika dan Bahasa Inggris.
*besok
harinya* *Tes Matematika dan Bahasa Inggris*
Satu
persatu calon mahasiswa memenuhi ruangan ujian. dan ketika itu aku terlambat ke
lokasi karena kehabisan bahan bakar di kendaraanku. Tapi untungnya setelah
sampai ujian belum di mulai. Syukur pikirku. Untuk kali ini aku duduk di bagian
belakang.
Ujian
pun dimulai. setelah melihat soalnya, alangkah senangnya aku ternyata soal yg
berjumlah 35 buah itu sudah ku bahas dirumah. Dengan tenang aku menjawab soal
Matematika tersebut. Cukup memerlukan waktu 45 menit aku sudah selesai
mengerjakan ujian tersebut. Sementara waktu yang disediakan hanya 1 jam.
Waktu
pun selesai. Dan kami di beri waktu istirahat selama 15 menit sebelum mengikuti
tes berikutnya yaitu Bahasa Inggris. Waktu itu ku pergunakan untuk membahas
soal Bahasa Inggris. Kan gak mungkin aku makan sementara waktu itu aku puasa
haha :D.
Waktu
istirahat telah habis. Kami semua masuk ke ruangan dengan cepat karena taku
ketinggalan. Maklum sajalah, sifat Disiplin di STIPAP ini sangat dibutuhkan.
Ujian pun dimulai. setelah soal dibagikan, aku gak menyangka kalau soal yang
keluar adalah soal yang aku bahas tadi. Ntah kenapa keberuntungan datang berturut-turut
di hari itu. Dengan tenang aku mejawab semuanya. Tentu saja juga harus
berhati-hati. Kali ini aku agak lama menyelesaikannya. Karena bahasa inggris
ini perlu ketelitian. Akhirnya waktu selesai. Satu persatu lembar jawaban
dikumpul, begitu juga dengan lembar soalnya.
Sebelum pulang kami
dikumpulkan dilapangan untuk pengarahan mengenai ujian tes Medichal Chek-up dan
tes postur besok hari. Setelah semuanya telah berkumpul, mulailah pengarahan
yang disampaikan oleh bapak *lupa namanya*. Dia berkata, bahwa tes medichal
chek-up dan postur inilah yang menentukan kelulusan kami. Karena kesehatan dan
postur di STIPAP di perlukan. Sebab, di sini lebih banyak praktiknya daripada
teori. Maklum sajalah, orang kebon haha. Setelah mendengar arahan itu, aku langsung
memegan pinggangku dan menatap badanku sendiri. Dan berkata “apakah aku bisas lulus dengan postur tubuh
yang kurus seperti ini?” aku cukup pesimis mendengarnya L.
Tapi yasudahlah, jalani aja dulu. Singkat cerita, akhirnya arahan itu selesai
dan kami dipersilahkan pulang ke rahmatullah rumah masing-masing.
#NowPlaying: Sayonara
*besok
harinya *tes postur dan medichal check-up*
Dengan
pakaian yang rapi aku datang menuju STIPAP. Sesampainya disana aku langsung
mengambil barisan paling depan, paling ujung, dan paling kurus tentunya L.
Kami mendapat arahan kembali mengenai tes hari itu. Singkat ceritanya kami
paham dengan arahan tersebut. Kami dibagi menjadi dua kelompo. A dan B. Saya
berada di kelompok B. Kelompok A dimulai dengan tes medichal check-up di klinik
tongfang thamrin, sementara kelompok B tes postur di kampus STIPAP.
Setelah itu barulah bergantian.
Oke
pertarungan pun di mulai. Disini kami dibagi lagi menjadi 4 kelompok. Satu
kelompok terdiri atas 8 orang. Dan aku berada di kelompok terakhir. Akhirnya
tiba giliranku yang masuk ruangan tes bersama 8 orang lainnya. Begitu masuk,
tanpa basa-basi mereka langsung menyuruh membuka semua pakaian kami, kecuali
Celana Dalam. Syukurlah si buyung gak jadi di lihat oleh bapak-bapak yang ada
disitu. “dalam waktu 5 detik semua harus
melepas busananya masing-masing”. Dengan sigap aku melepasnya satu persatu
lalu kembali menuju barisan yang ditentukan oleh bapak pembimbing. Lagi-lagi
aku harus menerima kenyataan pahit dalam hidupku. Iyaa... aku paling kurus
diantara 8 orang lainnya. Badanku yang tanpa busana terbuka bagaikan orang yang
memakai narkoba L.
Tapi aku harus tetap semangat! Berbagai pemeriksaan dilakukan di tubuh kami.
Untunglah si buyung gak di periksa sama sekali. Andai saja di periksa, mungkin si
buyung akan bangun dari tidur panjangnya -_-. Setelah selesai, kami disuruh
memakai pakaian kami kembali dalam waktu 5 detik. Bagi siapa yang terlambat,
maka dia harus keluar ruangan tanpa busana. Syukurnya aku gak terlambat.
Setelah
itu kami semua langsung berangkat menuju klinik tongfang thamrin untuk
melakukan tes medichal chek-up. Tes ini berguna untuk mengetahui buta warna,
rabun, atau candu narkoba. Setelah sampai di lokasi, kami semua disuruh
menunggu suster yang akan memeriksa kami. Tibalah giliranku. setelah namaku
dipanggil, aku langsung diajak suster cantik itu menuju kamar ruangan
pengambilan darah. Darahku diambil untuk diperiksa. Setelah itu barulah tes
urin. Saya disuruh pergi ke kamar mandi untuk mengambil air seni dan
memasukkannya kedalam gelas ukur yang kecil. Setelah itu barulah giliran tes
ronsen. Ini berfungsi melihat paru-paru kita apakah sudah bolong karena merokok
atau masih bersih. Syukurnya aku bukan seorang perokok. Akhirnya rangkaian tes
medichal check-up hari ini telah selesai. Dan rasa pesimis itu ada. Ya wajar
saja, badanku lah yang paling kurus diantara 158 orang lainnya. Sunggu miris
-_- Hupt
Setelah
kembali di kampus, kami diberi pengumuman kalau untuk gelombang ke IV ini yang
diterima hanya 54 orang. Bayangkankan saja 104 orang lagi harus merelakan
cita-citanya menjadi manajer perkebunan. termasuk saya lah diantara 104 orang
itu. Itulah yang ada dipikiranku ketika itu. Lalu bapak pembimbing itu
mengatakan bahwa pengumumannya 3 hari lagi. Iya bertepatan dengan tanggal 7
Agustus 2012. Setelah mendengar arahan tersebut kami kembali pulang. Dan
tentunya terus berdo’a kepada Allah.
Saat
itu banyak sekali yang mensupport aku. Itu semakin menghilangkan rasa pesimis
aku. Terimaksih buat kalian semua yang uda mensupport aku. Semoga kalian diterima
disisinya juga sukses di kuliah kalian masing-masing.
*PENGUMUMAN KELULUSAN
MAHASISWA STIPAP*
Ketika
itu kami sedang berbuka puasa bersama keluarga. Setelah makan, tiba-tiba ayah
mengajakku ke warnet untuk melihat pengumuman. Padahal waktu itu masih tanggal
6 agustus, sementara pengumumannya baru keluar pada tanggal 7agustus. Ketika
itu aku membantah ajakan ayah untuk ke warnet melihat pengumuman. Tapi aku
dimarahi sama ayah dan dibentak. Untung saja aku tidak dibunuhnya *huh*
Dengan
langkah yang kesal aku jalan bersama ayah menuju warnet yang berada tepat di
depan rumahku. Setelah sampai disana aku melihat operator warnetnya masih
menyantap menu berbuka. Ya wajar aja, begitu selesai adzan maghrib, lalu makan
sebentar, dan menuju warnet -_-. Asli, Cuma kami berdualah yang ada di warnet
itu. Agak sedikit gondok dengan ayah yang terkesan keras kepala karena
pengumuman itu. Setelah itu aku langsung membuka website resmi STIPAP. Masih
dengan rasa dongkol yang besar. Tiba-tiba aku terkejut melihat di halaman
pertama website tersebut berisi “PENGUMUMAN CALON MAHASISWA BARU STIPAP
GELOMBANG IV TP. 2012/2013.”
Setelah
melihat itu, rasa dongkol, kesal, dan marah tadi berubah menjadi rasa
ketakutan, gugup, dan jantungan tentunya. Lalu kulihat wajah ayah, dia hanya
tersenyum sambil melihat ke arah monitor. Agak sedikit meyesal rasa ku karena
perbuatan ku tadi. Apalagi kalau aku tidak lulus, mungkin ayah akan marah
kepadaku :’(.
Kemudian
aku meng-klik pengumuman tersebut sambil berdoa didalam hati. Alangkah
terkejutnya aku ketika melihat nama seorang REZA KAHAR FAHLEVI HARAHAP berada
di peringkat ke 8 dari 54 orang yang di terima. Secara spontan aku menjerit dan
langsung memeluk operator warnet ayah yang berada disampingku. Aku sujud
syukur di warnet itu. Mungkin aku akan joget GANGNAM STYLE kalau joget itu
sudah populer saat itu :D. Lalu ayah bilang “kalau ditanya mama, bilang aja gak
lulus”. Lalu aku mengiyakannya. Setelah sampai dirumah aku langsung menjumpai
mama. Mama bertanya “gimana nak?
Lulusnya?” melihat muka mama yang sangat berharap itu, aku gak tega untuk
mengikuti kata ayah tadi. Aku langsung memeluk mama dan berkata “Eja lulus ma.” Mama pun langsung
menangis terharu dan sujud syukur. Alhamdulillah akhirnya Keberhasilan itu
datang juga. Tepat sebulan yang lalu aku menerima kegagalan ketiga, yaitu
SNMPTN tertulis. Dan ternyata di tanggal 7 agustus lah semuanya terobati.
Ketika itu aku langsung mengupdate status di twitter yang bahwasanya aku telah
lulus. Dan berbagai mention dari teman-teman pun kuterima. Mereka mengucapkan
“SELAMAT”. Sungguh mengharukan memang. Bayangkan saja badan kurus seperti aku
ini mampu mengalahkan ratusan orang yang mempunyai badan berisi dan tegap.
*emot bangga*
Iyaaaa,
itulah rangkaian pengalaman aku yang menerima banyak kegagalan pahit. Dan aku
berhasil menepis kegagalan tersebut. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari
pengalaman tersebut. Diantaranya:
1. Jangan
pernah putus asa, percayalah Allah pasti punya rencana yang terbaik buat
hambanya.
2. Jangan
pernah sesekali merasa pesimis dan minder. Belum tentu mereka yang kita anggap
lebih, bisa berhasil seperti yang kita bayangkan.
3. Jangan
pernah menyangkal apa kata orang tua. Karena mereka tau apa yang terbaik buat
anaknya.
Semoga pengalaman saya ini
dapat bermanfaat dan menjadi pelajaran
bagi kita semua. Amin amin aminn ya rabbal
alamin...
Medan, 26 september 2012
Reza Kahar Fahlevi Harahap